Senin, 09 Januari 2012

Review Pariwisata


Sejarah Kebun Binatang Ragunan
Sejarah keberadaan Taman Margasatwa Ragunan dimulai dengan berdirinya kebun binatang pertama yang bernama Planten En Dierentuin tahun 1864, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Saat itu Planten En Dierentuin dikelola Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia.
Keberadaan kebun binatang di kawasan Cikini ini tak lepas dari peran Raden Saleh, pelukis terkenal Indonesia. Seniman yang karyanya banyak dipuji seniman Eropa ini, menghibahkan tanah miliknya seluas 10 hektare sebagai tempat berdirinya kebun binatang pertama di Indonesia tersebut.
Nama Planten En Dierentuin kemudian berubah menjadi Kebun Binatang Cikini pada 1949. Kemudian kebun binatang ini dipindahkan lokasinya pada 1964 ke kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tanah seluas 30 hektare yang diperuntukkan bagi kebun binatang yang baru ini, merupakan hibah dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Secara resmi Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 22 Juni 1966 meresmikannya dengan nama Taman Margasatwa Ragunan. Dalam perjalanannya, namanya sempat berubah menjadi Kebun Binatang Ragunan, dan akhirnya kembali dibakukan sebagai Taman Margasatwa Ragunan.
Kini, kebun binatang yang terlengkap di Indonesia ini telah mengalami perluasan. Areanya kini berkembang mencapai 140 hektare, memiliki satwa sekitar 295 spesies, berikut 4.040 spesimen.

Pusat primata Schmutzer

Pusat Primata yang berdiri di kawasan TMR ini bisa dikatakan sebuah hadiah tak ternilai dari seorang wanita berdarah Belanda, Puck Schmutzer kepada masyarakat Indonesia. Schmutzer menghibahkan uang yang dimilikinya untuk dimanfaatkan membangun sebuah area penangkaran bagi berbagai jenis primata. Ia berharap hibah yang diberikannya ini dapat membantu masyarakat Indonesia agar lebih menghargai dan peduli pada kelestarian satwa liarnya.
Pusat Primata yang diresmikan 10 Agustus 2002 ini luasnya yang mencapai 13 hektare, dan diakui sebagai yang terbesar di dunia. Kehidupan primata di Schmutzer ini dibuat seperti sesungguhnya kehidupan mereka di alam bebas. Para binatang ini dibiarkan hidup bebas tanpa kandang atau disebut dengan enklosur.
Beberapa primata asli Indonesia yang ada disini diantaranya Orang Utan, Owa Kalimantan, Owa Jawa Abu-abu –merupkan spesies yang sangat langka–, Siamang, dan beberapa jenis lainnya.
Selain koleksi primata asli Indonesia di pusat primata ini juga memiliki koleksi primata dari negara-negara lain seperti Gorila dan Simpanse. Empat ekor Gorilla yang menghuni Pusat Primata Schmutzer, didatangkan dari Howlettes dan Port Lympne, Inggris.
Jika Anda ingin melihat aksi lucu para penghuni kandang di Pusat Primata ini, datanglah pada sekitar pukul 15.00, Anda dapat menyaksikan atraksi memberi makan hewan-hewan lucu ini. Aktifitas ini adalah salah satu pertunjukan yang tak boleh dilewatkan. Anda dapat menyaksikan secara langsung bagaimana tingkah laku para primata tersebut ketika memburu makanan.
Schmutzer sengaja dirancang sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan rekreasi untuk keluarga. Untuk melengkapi tujuan itu, Pusat Primata ini juga menyediakan fasilitas penunjang edukasi, seperti bioskop dengan kapasitas 83 kursi, dengan lebih dari 50 judul film tentang primata, juga perpustakaan yang menyediakan sedikitnya 500 judul buku tentang primata, serta gua edukasi anak dan beberapa lokasi tempat rekreasi alami.

Kawasan Rekreasi Dan Pendidikan

Selain berfungsi sebagai tempat rekreasi, kebun binatang Ragunan merupakan tempat rekreasi yang berwawasan pendidikan. Karna kebun binatang Ragunan menawarkan berbagai reakreasi seperti berkeliling kandang-kandang binatang dengan menggunakan mobil yang dibuat bergandengan seperti kereta api. Selain itu pula pengunjung kebun binatang Ragunan bisa berkeliling kebun binatang dengan menaiki gajah yang memang disediakan bagi para pengunjung yang ingin melihat-lihat kebun binatang sambil menaiki mamalia besar ini. Tapi sayangnya pengunjung yang ingin berkeliling kebun binatang dengan gajah hanya bisa menikmati layanan ini hanya pada saat hari sabtu dan hari minggu, selain hari itu pengunjung tidak bisa berkeliling diatas punggung gajah.
Taman raksasa yang berjarak 20 km dari pusat kota Jakarta ini merupakan salah satu tempat rekreasi yang memuat wawasan edukasi. Tak heran banyak keluarga yang berkunjung ke sini. Mereka tidak hanya menonton aneka satwa yang ada, tapi juga menikmati kesejukan alam yang ditampilkan kebun binatang yang ada di Jakarta Selatan ini.
Di taman seluas 145 hektare, orangtua dapat mengenalkan jenis-jenis hewan koleksi Taman Margasatwa Ragunan kepada anak-anaknya. Diantara pepohonan besar nan rimbun serta udara yang sejuk, menjadikan kawasan ini sangat asri dan nyaman. Pengunjung pun bisa merasa nyaman berkeliling meski matahari sedang tepat di atas kepala.
Sekitar 90 persen koleksi hewan yang di miliki TMR adalah satwa asli Indonesia. Di setiap kandang, terdapat informasi tentang satwa penghuninya, sehingga membatu dan menambah wawasan pengunjung tentang jenis dan asal hewan yang di lihatnya.
Kritik dan Saran untuk Pengelola Ragunan
            Kebun binatang ragunan sebenarnya sangat berpotensi untuk dijadikan tempat wisata rekreasi sekaligus tempat untuk edukasi bagi pengunjung, tapi mungkin karna kurangnya perhatian pemerintah sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap perawatan sarana dan prasarana disana, membuat kebun binatang ragunan menjadi terlihat seperti tidak dirawat. Sebagai contoh banyak dari sarana-sarana dikebun binatang ragunan yang rusak atau dicoret-coret oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan dibeberapa tempat dan kandang bianatang disana dipenuhi dengan sampah-sampah yang berserakan. Seperti contoh dibagian belakang kebun binatang, tepatnya dikandang kudanil dan buaya, dikolam kudanil dan buaya sampah-sampah berserakan dimana seperti botol minuman, plastik-plastik dan bungkus makanan. Hal-hal seperti itu harusnya bisa diperbaiki agar pengunjung kebun binatang ragunan merasa nyaman dan tidak terganggu dengan pemandangan seperti itu. Saya berharap pemerintah dan pengelola kebun binatang ragunan lebih bisa memperhatikan hal tersebut, karna jika kebun binatang ragunan bersih, nyaman dan sarana dan prasarana memadai itu akan membuat pengunjung senang dan bisa memberikan keuntungan terhadap pengelola dan pemerintah, karna pengunjung tiap harinya bertambah dan meningkat. Oleh sebab itu saya sangat berharap pemerintah dan pengelola bisa memperbaiki hal-hal yang memang memberikan nilai negatif terhadap kebun binatang ragunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar